SEJARAH SEKOLAH DASAR (SD) SANTA MARIA FATIMA
Situasi yang buruk ketika tanah air Indonesia dijajah Belanda menyebabkan banyak anak terlantar. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak Eurasia yg telah ditinggalkan oleh ayah mereka pulang ke negeri Belanda. Anak-anak dan remaja ini, tinggal di camp-camp yg ketika itu berlokasi di sekitar Kampung Melayu Jatinegara.

Masa-masa sulit selama Perang Dunia II, dilalui para suster dengan penuh iman dan penyerahan pada penyelenggaraan ilahi. Para susterpun menyadari perlunya memperluas karya di bidang pendidikan sebagai sarana & pendukung tercapainya inti perutusan Gembala Baik. Maka pada 1 Agustus 1952, dibuka kelas untuk anak-anak kecil semacam kelompok bermain. Sr M Petrus Claver diserahi tugas untuk merintis dan bertanggungjawab atas kelas ini. Dengan berjalannya waktu ternyata pelayanan di bidang pendidikan semakin dibutuhkan.
Pada 12 September 1953, para suster mendapat ijin untuk membangun Sekolah Dasar. Sekolah ini dibangun dengan tujuan ganda. Pertama, untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak asuhan sehingga mereka mendapat pendidikan formal. Kedua, untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak yang berasal dari masyarakat biasa. 1 Oktober, pembangunan gedung SD dimulai. Hasil kesepakatan para suster dengan Bapak Uskup Jakarta pada saat itu, sekolah akan menerima siswa campuran perempuan dan laki-laki. Sekolah juga memberikan jaminan bahwa anak-anak asrama akan memperoleh pendidikan formal di sekolah ini. Harapannya, anak-anak asrama akan berkembang dan siap terjun ke masyarakat.
Pada saat berdiri 1953, SD Santa Maria Fatima hanya memiliki 2 kelas untuk setiap angkatan & jumlah kelas tersebut terus bertambah sesuai dengan perkembangan hingga dengan saat ini.
Setelah mengalami pasang surut perkembangan pendidikan, jumlah alumni yang dihasilkan sudah mencapai ribuan orang dengan tingkat kelulusan mencapai hampir 100%, suatu prestasi yg cukup membanggakan pada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar